Saturday, October 27, 2012

JIKA BERAMANAT MENJADI KETUA KPK


Assalamualaikum Ami
            Siapa yang tidak ingin menjadi pemimpin? secara kodrati kita memang diciptakan untuk menjadi seorang pemimpin. Apalagi menjadi  seorang ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tentu merupakan sebuah tanggung jawab dan amanah besar. Bukan hanya sebuah tantangan, tetapi lebih menjadi sebuah ujian dan cobaan. Hanya mereka yang memiliki keyakinan paling kuat, yang mampu bertahan. Jadi, ketika saya mendapat kesempatan untuk menjadi seorang ketua KPK, sudah pasti niat bulat untuk meberantas korupsi akan saya tanam di dalam hati.
           
Di negeri ini korupsi sudah bukan seperti jamur lagi, tetapi memang sudah menjadi virus yang sangat mudah menular dan menginfeksi banyak orang. Jangankan instansi pemerintah yang memiliki anggaran miliaran rupiah, organisasi pelajar sekelas OSIS saja sudah mempu melahirkan calon – calon koruptor di masa yang akan datang. Sungguh sesuatu yang sangat WOW sekali. Berdasarkan pengalaman selama menjadi Ketua OSIS setahun yang lalu, praktik yang menjurus pada
korupsi sudah sangat lancar dilakukan oleh pengurus OSIS. Entah itu dengan istilah uang jalan, uang capek, dan lain sebagainya. Disengaja atau tidak, tetapi yang jelas, oknum – oknum yang terbiasa melakukah praktik – praktik seperti itulah yang akan menjadi cikal bakal koruptor – koruptor kelas kakap nantinya.   
            Pemberantasan korupsi saat ini ibarat memotong rumput menggunakan arit, yang ketika selesai dipotong terlihat rapi, namun dalam waktu yang tidak lama rumput – rumput tersebut akan tumbuh kembali. Maka sebagai ketua KPK, selain untuk meberantas orang – orang yang sudah terlanjur menjadi koruptor, tindakan pencegahan bagi calon – calon koruptor lain mutlak dilakukan. Entah itu generasi saat ini, apalagi generasi muda.
            Saya akan membuat para pejabat Negara berpikir 1000 kali untuk melakukan korupsi. Susah memang, tapi apa salahnya mencoba. Hukum mati, tepat didepan mata pejabat – pejabat Negara yang lain. Ekstrim, apa ini bisa memberi efek jera ? Coba saja. Kita tidak bisa menduga – duga. ini hanya masalah keberanian. Dan sebagai ketua KPK, saya dengan mantap berani melakukan ini. Terganjal masalah HAM ? Apakah para koruptor pernah memikirkan hak - hak asasi rakyat miskin ?  yang dengan begitu gampangya uang mereka dicuri. Berapa juta hak asasi anak – anak yang terbengkalai sehingga tidak bisa mengenyam pendidikan akibat ulah mereka ? Masih bicara soal HAM ?  Tidak pantas mengagung – agungkan HAM ketika para koruptor membunuh hak jutaan orang secara perlahan. Koruptor lebih berbahaya dari teroris. Ketika teroris dihukum mati, maka saya tidak akan segan – segan memberikan hukuman mati pada koruptor juga. 
            Memiskinkan keluarga mereka. Saya akan menjadikan koruptor tukang sapu, tukang sampah, dan pesuruh di kantor yang pernah dia pimpin. Biarkan dia merasakan tekanan psikis yang mendalam. Dan biarkan teman – temannya yang lain melihatnya. Agar mereka yang tadinya berniat melakukan korupsi, segera mengurungkan niatnya. Sengsarakan dia, ambil semua asetnya. Biarkan dia merasakan nasib jutaan orang tua yang telah dirugikan. Masih bermasalah dengan HAM lagi ? kapan mereka akan jera kalau tidak ditindak tegas seperti itu.
            Selanjutnya, yang TERPENTING, cegah anak muda melakukan korupsi.  Perlihatkan kepada mereka bahwa siapa saja yang berani mencuri uang rakyat, akan mendapat hukuman yang sangat berat. Selain itu, saya akan mengganti slogan “generasi muda calon “penerus” bangsa”. Karena apabila pemuda itu adalah “penerus”, maka korupsi juga nantinya akan tetap diteruskan. Saya akan merubahnya dengan generasi muda PEMBARU bangsa. Iya, PEMBARU. Pemuda yang akan memperbarui bangsa ini, menuju ke rel yang sesungguhnya. Di tangan merekalah bangsa ini selanjutnya. Saya tidak ingin, pemegang estafet NKRI tercinta ini akan meneruskan budaya bobrok orang – orang tua sebelumnya yang gila makan uang haram.
            Lakukan sosialisasi kepada generasi muda, ajak mereka memberantas korupsi, pembinaan imtaq ditingkatkan, serta pendidikan karakter yang sesungguhnya direalisasikan. Seperti penyakit, Lebih baik mencegah daripada mengobati.
            Menjadi masalah, apabila eksekutif dan legislatif yang notabene pemegang kekuasaan terlalu alot dan berlama – lama menyutujui teknik menghukum koruptor seperti itu. Tetapi, saya tidak akan menyerah begitu saja. Saya masih punya banyak pendukung yang memiliki komitmen bersama untuk memberantas korupsi. Di kala petinggi – petinggi negara tidak menggubris dengan alasan bertele – tele, mengapa tidak saya merangkul mereka yang memiliki kekuasaan tertinggi di negeri ini, RAKYAT. Kami punya cukup kekuatan untuk bersama – sama mendesak presiden agar segera menyetujui usulan tersebut. Ini bukan masalah sepele yang yang perlu banyak pertimbangan lagi, tetapi ini adalah masalah kronis yang perlu segera diselesaikan. Saya yakin, rakyat sudah muak melihat praktik korupsi di negeri ini.
            Kalau ternyata eksekutif dan legislatif masih berbelit – belit dan ingin memberhentikan saya karena masalah ini. Apa saya takut ?  tidak sama sekali. Terkadang sesuatu hal yang baik itu memerlukan jalan yang sangat rumit dan ekstrim untuk mencapainya. Menjadi pemimpin itu berani ambil resiko. kalau dalam bahasa Sumbawa “papo bae” yang artinya “pukul/hadapi saja”.
            Apa saya bisa ? sangat berat memang jika hanya sendirian. saya ibarat sebatang lidi, dan koruptor sampah – sampah yang mengotori halam rumah kita. Kita akan mampu menyapu bersih mereka jika kita bersatu menjadi sebuah “sapu” dan menyapui bersih “sampah – sampah” itu. Mari kita mengusung visi yang sama. BERANTAS KORUPSI DI NEGERI INI.  Tuhan tidak akan pernah mau merubah nasib kita kalau kita tidak mau merubahnya sendiri. begitu pula korupsi, harus dikawal dan diberantas bersama – sama.
            Sebuah mimpi dan harapan, ketika saya menjadi seorang Ketua KPK. Mimpi yang bukan tidak mungkin bisa menjadi sebuah kenyataan. Sedikit berbagi kutipan favorit saya “Pemimpin itu bukanlah sebuah jabatan. Tetapi sebuah aksi “
Wassalam

1 comment: